Isu Dualisme Dalam Karang Taruna Kalteng, Tokoh Pemuda Gumas: Jaga Kesatuan Dan Persatuan
Tim Redaksi

Potret Kalteng 02 Apr 2023, 14:14:12 WIB Gunung Mas
Isu Dualisme Dalam Karang Taruna Kalteng, Tokoh Pemuda Gumas: Jaga Kesatuan Dan Persatuan

Keterangan Gambar : Sekretaris Sapma PP Gunung Mas Mitra Tanjung, S.IP


Potretkalteng.com - KUALA KURUN - Isu hangat yang terjadi di organisasi Karang Taruna Kalimantan Tengah (Kalteng) karena didasari dualisme kepemimpinan yaitu Karang Taruna versi Edy Rustian dan Karang Taruna versi Chandra mendapat respon dari berbagai kalangan.

Salah satunya datang dari Tokoh pemuda Gunung Mas, Mitra Tanjung yang juga menjabat selaku Ketua DPC PA GMNI Gunung Mas dan juga selaku Sekretaris Cabang Sapma PP Gunung Mas.

Mitra mengatakan bahwa isu dualisme dalam suatu organisasi memang kerap terjadi di beberapa organisasi, faktornya didasari kepentingan yang berbeda dan sama-sama punya kelompok massa yang kuat. 

Baca Lainnya :

"Sudah pasti mereka sama-sama punya pendukung serta loyalis yang kuat dan militan sehingga mereka sama-sama punya basis masa dan dukungan masing - masing "ungkapnya.

Mitra menambahkan bahwa hal itu harus segera dibenahi dan jangan sampai berkepanjangan, karena berdampak tidak baik dengan adanya dualisme perpecahan maka juga berdampak pada, pelaksanaan Program kerja, kinerja serta stigma di masyarakat.

"Sebagai tokoh pemuda kalteng maka hendaknya memberikan contoh yang baik serta mengutamakan persatuan dan kesatuan karena kalimantan Tengah sendiri memilik nilai filosofi adat budaya Falsafah Huma Betang dan julukan Bumi Pancasila yang kiranya bisa menjadi dasar kita bersama - sama untuk menurunkan ego masing - maisng serta saling membuka ruang dialog untuk bisa bahu membahu bekerja sama membangun kalteng tercinta ini" ungkapnya

Lanjutnya, Mitra sangat yakin para ketua dan tokoh ini merupakan orang - orang yang berintegritas berkarakter dan memiliki jiwa Pemimpin, maka sudah semestinya bisa saling membuka ruang dialog sehingga bisa duduk bersama - sama untuk menyepakati hal yang baik kedepanya dan kepentingan bisa sama - sama diakomodir.

"Baiknya sesegera mungkin harus ada upaya pertemuan dialog musyawarah mufakat, ntah itu demediasi oleh pemerintah, tokoh, atau organisasi atau jalan terakhir dibawa ke jalur hukum untuk menentukan siapa yang sah menurut hukumnya supaya semuanya ada kejelasan dan mengurangi perpecahan," tukasnya.


RT







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment