Dinkes Kalteng Gelar Pertemuan dan Perencanaan Penerapan PPM

Potret Kalteng 22 Agu 2024, 19:32:29 WIB Kesehatan & Olahraga
Dinkes Kalteng Gelar Pertemuan dan Perencanaan Penerapan PPM

Keterangan Gambar : FOTO : Kadis Kesehatan Suyuti Syamsul saat memberikan sambutan sekaligus membuka kegiatan


PALANGKA RAYA – Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Tengah (Dinkes Prov. Kalteng) menggelar Pertemuan Koordinasi dan Perencanaan Penerapan PPM Termasuk Ekspansi Pemberian Terapi Pencegahan Tuberkulosis (TPT) kepada Fasilitas Pelayanan Kesehatan (Fasyankes) Pemerintah dan Swasta di Kalimantan Tengah, bertempat di Swiss-BelHotel Danum Palangka Raya, Kamis (22/8/2024). 


Kegiatan dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan Prov. Kalteng Suyuti Syamsul.

Baca Lainnya :


Dalam sambutannya, Suyuti Syamsul mengatakan bahwa Indonesia menduduki peringkat kedua setelah India dengan estimasi kasus TBC sebesar 1.060.000 kasus atau 385 per 100.000 penduduk, serta angka mortalitas mencapai 141.000 atau 51 per 100.000 penduduk.


“Di Kalimantan Tengah, estimasi kasus TBC pada tahun 2024 menurun signifikan dari 10.689 pasien menjadi 7.803 pasien, atau menurun sebesar 27% dari tahun sebelumnya. Hingga 31 Juli 2024, capaian penemuan kasus (Treatment Coverage) TBC mencapai 41,7%, sementara capaian pemeriksaan suspek TBC (SPM) mencapai 35,4%. Keberhasilan pengobatan TB SO dan TB RO masing-masing berada pada angka 75,7% dan 53,5%. Namun, capaian pemberian TPT di Kalimantan Tengah masih rendah, yaitu sebesar 11,6%,” ungkapnya.


Untuk mencapai eliminasi TBC tahun 2030, WHO telah menetapkan Milestones dengan target global Treatment Coverage (TC) >90%, Treatment Success Rate >90%, dan Terapi Pencegahan TBC (TPT) >80%, sehingga mampu menurunkan insiden TBC sebesar 80%.


“Dalam mewujudkan eliminasi TBC tahun 2030, diperlukan kerja sama antara pemerintah, pemangku kepentingan lintas program dan lintas sektor, serta masyarakat. Strategi utama adalah meningkatkan mutu, cakupan, dan jangkauan upaya pencegahan, penemuan kasus baik secara aktif maupun pasif, diagnosis, serta pengobatan TBC. Salah satu strategi penting adalah peningkatan akses layanan TBC yang bermutu dan berpihak pada pasien melalui District-based Public-Private Mix (DPPM),” jelas Kadiskes.


“Berdasarkan keterlibatan fasyankes dalam pelaporan TBC di Indonesia, 98% puskesmas, 95% RS pemerintah, dan 90% RS swasta telah berkontribusi dalam P2TBC (Program Pemberantasan TBC). Sedangkan di Kalimantan Tengah, 97% puskesmas, 96% RS pemerintah, dan 75% RS swasta sudah memiliki kontribusi yang baik dalam penemuan terduga,” tambahnya.(adv)


Mmc Kalteng







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment