Video Parodi Gubernur Kalteng Memicu Kontroversi, Konten Kreator Minta Maaf

potret kalteng 21 Apr 2025, 09:38:27 WIB Palangka Raya
Video Parodi Gubernur Kalteng Memicu Kontroversi, Konten Kreator Minta Maaf

Keterangan Gambar : Ket: Video permintaan maaf dari pemilik akun @saif_hola didampingi LSR LPMT Kalteng (SS VIDEO)


PALANGKA RAYA, POTRETKALTENG.COM – Sebuah video parodi yang beredar luas, menampilkan Gubernur Kalimantan Tengah H. Agustiar Sabran, menuai kecaman keras dari berbagai pihak. Aksi seorang konten kreator yang mengklaim diri sebagai wartawan itu dianggap tidak hanya tidak etis, tetapi juga merendahkan simbol kepala daerah.


Konten tersebut menjadi viral dan langsung memicu reaksi publik yang menganggapnya sebagai bentuk pelecehan terhadap pejabat publik. M Zainal, Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Kalteng, mengungkapkan rasa kecewanya terhadap aksi tersebut. Menurutnya, tindakan semacam itu jelas mencoreng nama baik profesi jurnalistik yang sejatinya bertugas memberikan informasi yang membangun.

Baca Lainnya :


"Sangat disayangkan. Profesi wartawan itu bukan untuk melecehkan siapa pun. Kritik boleh, tetapi harus membangun, bukan menjatuhkan," ujar Zainal dengan tegas saat dihubungi awak media pada Minggu malam (20/4/2025).


Zainal juga menyoroti simbolisme yang digunakan dalam video tersebut, yakni mikrofon yang dilabeli dengan merek situs dewasa. Ia menilai hal itu sangat tidak pantas, apalagi jika pelaku memang mengklaim dirinya sebagai seorang wartawan. "Jika benar dia seorang jurnalis, tentu dia paham betul etika yang harus dijaga," tambahnya.


Setelah video tersebut viral dan menuai kecaman, pemilik akun Instagram @saif_hola, yang diketahui sebagai pembuat video, akhirnya menyampaikan permintaan maaf secara terbuka. Dalam unggahannya, ia mengaku tidak bermaksud menghina Gubernur Agustiar Sabran, dan menyesali tindakan yang telah dilakukan. "Saya meminta maaf atas beredarnya video ini. Saya dan keluarga mendukung Bapak Agustiar Sabran sebagai Gubernur Kalteng," tulisnya, yang didampingi oleh perwakilan Lembaga Swadaya Rakyat Laskar Pembela Masyarakat Tertindas (LSR-LPMT) Kalteng.


Konten kreator tersebut berharap permintaan maafnya dapat diterima oleh semua pihak, termasuk jajaran Pemprov Kalteng, Dewan Adat Dayak (DAD), serta komunitas pers. "Saya berharap permintaan maaf ini bisa meredakan ketegangan dan menjaga situasi tetap kondusif," tambahnya.


Namun, meski permintaan maaf sudah disampaikan, sejumlah pihak tetap menilai bahwa tindakan tersebut tidak cukup untuk memperbaiki dampak yang telah ditimbulkan, mengingat video tersebut sudah terlanjur tersebar dan menimbulkan keresahan. PWI Kalteng juga menegaskan bahwa penting bagi setiap orang, terutama yang mengklaim diri sebagai jurnalis, untuk memahami etika dan tanggung jawab profesi.


Apa yang seharusnya dilakukan agar kejadian serupa tidak terulang? Banyak pihak yang menyarankan adanya edukasi yang lebih intensif mengenai etika digital dan jurnalistik, serta pentingnya tanggung jawab dalam menyebarkan informasi melalui platform publik.

-RH







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment