Pembangunan di Kalteng Perlu Terobosan Besar, Pengamat: Program Agustiar-Edy Patut Diapresiasi

Potret Kalteng 14 Okt 2024, 19:50:03 WIB Politik
Pembangunan di Kalteng Perlu Terobosan Besar, Pengamat: Program Agustiar-Edy Patut Diapresiasi

Keterangan Gambar : Keterangan Foto: Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Kalimantan Tengah Nomor Urut 3, H. Agustiar Sabran (tengah kiri) dan H. Edy Pratowo (tengah kanan). (ist)


PALANGKA RAYA, POTRETKALTENG.COM – Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Kalimantan Tengah, H. Agustiar Sabran dan H. Edy Pratowo, memikat perhatian publik dengan beberapa program unggulan mereka yang dinilai relevan untuk menjawab kebutuhan masyarakat. Program-program tersebut meliputi akses kartu Huma Betang Sejahtera, ekspansi pembangunan jalan mulus sepanjang 1.000 kilometer, tumbuhkan 300 miliader muda, peningkatan akses kesehatan yang layak, serta anggaran khusus untuk setiap desa dan kabupaten senilai 250 juta dan 150 miliar. 


John Retei Alfri Sandi, akademisi dan pengamat politik dari Universitas Palangka Raya (UPR), menyampaikan apresiasi atas visi yang dibawa oleh pasangan calon ini. "Kita harus memberikan apresiasi bahwa pasangan calon ini serius dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui program-program unggulan yang berpihak pada rakyat. Program seperti bantuan tunai per KK dan penciptaan lapangan kerja sangat penting, terutama bagi kelompok masyarakat menengah ke bawah," ujar John kepada tentangkalteng.id pada Senin, 14 Oktober 2024.

Baca Lainnya :


Namun, meskipun program-program ini dinilai positif, namun pelaksanaannya masih memiliki tantangan tersendiri. "Yang perlu digarisbawahi adalah bagaimana program-program tersebut bisa benar-benar diimplementasikan secara efektif di lapangan. Masyarakat kita masih dihadapkan pada masalah kemiskinan dan sulitnya akses pekerjaan. Program bantuan tunai misalnya, meskipun penting, namun hanya menjadi solusi sementara. Yang lebih dibutuhkan adalah penciptaan lapangan kerja yang stabil dan meningkatkan pendapatan masyarakat secara berkelanjutan," tambahnya.


Lebih lanjut, John menyoroti pentingnya program yang mampu menyentuh akar masalah dari kesejahteraan masyarakat. "Jika bicara tentang kesejahteraan, kita berbicara tentang lapangan pekerjaan dan pendapatan. Dalam konteks ini, program yang menjanjikan penciptaan pengusaha muda patut diapresiasi, tetapi harus ada strategi yang jelas untuk mewujudkannya. Mengembangkan industri hilirisasi di Kalimantan Tengah, misalnya di sektor perkebunan sawit, bisa menjadi kunci. Ini akan membuka banyak lapangan kerja baru dan mendorong masyarakat untuk berpartisipasi aktif dalam ekonomi lokal," jelasnya.


Namun, ada tantangan besar terkait ketenagakerjaan di Kalimantan Tengah, khususnya dalam sektor perkebunan sawit. "Masyarakat lokal sering kali kesulitan bertahan lama bekerja di sektor ini karena keterbatasan keterampilan dan pelatihan. Perusahaan perlu lebih aktif dalam memberikan pelatihan kepada masyarakat setempat agar mereka bisa mengakses pekerjaan yang lebih baik, seperti operator alat berat atau supervisor kebun. Ini akan mengurangi konflik antara perusahaan dan masyarakat lokal, serta meningkatkan kesejahteraan secara nyata," tegasnya.


Selain itu, pembangunan infrastruktur menjadi fokus lain dari program Agustiar-Edy. Rencana pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer dinilai sangat strategis, namun harus dibarengi dengan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM). "Pembangunan infrastruktur yang masif memang penting, tetapi tanpa SDM yang mumpuni, program-program tersebut tidak akan berdampak signifikan. Pemerintah perlu memperkuat sektor pendidikan agar bisa menghasilkan tenaga kerja yang siap bersaing di pasar kerja. Ini bukan hanya soal jumlah lulusan, tetapi kualitas dan relevansi dengan kebutuhan pasar," papar John.


Program pengembangan SDM juga harus terintegrasi dengan industri unggulan di Kalimantan Tengah, seperti perkebunan sawit dan pertambangan. "Kita harus mempersiapkan tenaga kerja yang mampu mengisi posisi-posisi penting di sektor-sektor ini. Misalnya, melalui pelatihan untuk menjadi mandor kebun atau operator alat berat. Ini akan membuka jalan bagi masyarakat lokal untuk meningkatkan kesejahteraan mereka tanpa harus bergantung pada bantuan tunai semata," tambahnya.


Dalam konteks pembangunan jangka panjang, John juga menyoroti pentingnya pembangunan yang berkelanjutan. "Ke depan, pembangunan di Kalimantan Tengah harus mempertimbangkan konsep ekonomi hijau. Tidak bisa lagi kita hanya bergantung pada eksploitasi sumber daya alam, terutama di sektor pertambangan yang tidak bisa diperbarui. Perlu ada kebijakan yang mendorong pengembangan industri yang ramah lingkungan, seperti bioteknologi atau pengolahan produk unggulan daerah," ungkapnya.


Isu-isu lingkungan juga menjadi sorotan, terutama dalam konteks pembangunan yang berkelanjutan. "Pembangunan infrastruktur jalan dan pengembangan ekonomi harus dilakukan dengan mempertimbangkan dampak lingkungan. SDGs (Sustainable Development Goals) adalah acuan yang harus diadopsi oleh setiap kepala daerah, termasuk pasangan Agustiar-Edy, terutama dalam merancang kebijakan-kebijakan strategis," pungkas John.


Reporter: Nurul Hidayah

Editor: Aris Kurnia Hikmawan







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment