Kadis Budpar Adiah Chandra Pelestarian Bangunan Bercorak Kebudayaan Bentuk Manifestasi Kearifanlokal

Potret Kalteng 23 Mar 2022, 19:01:40 WIB Pemerintahan
Kadis Budpar Adiah Chandra Pelestarian Bangunan Bercorak Kebudayaan Bentuk Manifestasi Kearifanlokal

Keterangan Gambar : Sumber MMC Kalteng


Potretkalteng.com - Palangka Raya - Rangkaian kegiatan Rakor Budaya se-Kalimantan Tengah di Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya diawali beberapa rangakaian kegiatan diantaranya Peletakan Batu Pertama Pembangunan Lopo Betang Perdie M. Yoseph yang berada di Bumi Perkemahan Pramuka Puruk Cahu Seberang , Selasa (22/3/2022).

Hadir dalam acara tersebut Bupati dan Wakil Bupati, Sekretaris Daerah, serta anggota Forkopimda, Sekretaris Umum DAD serta Kepala Perangkat Daerah Kabupaten Murung Raya, serta tokoh agama dan tokoh masyarakat, dan tokoh adat setempat. Hadir secara langsung mewakili Pemerintah Provinsi Kalimantan Tengah, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Hj. Adiah Chandra Sari.

Dalam sambutannya, Bupati Perdie M. Yoseph mengatakan Bangunan dua unit Lopo Betang Perdie M. Yoseph ini dibangun secara bertahap diatas lahan seluas 2,7 Ha dari luas lahan tersedia 9,4 Ha. Sesuai rencana area ini, merupakan bagian dari detail tata ruang terbuka hijau seluas 78 Ha yang ada di Kota Puruk Cahu.

Baca Lainnya :

“Pembangunan Lopo Betang Kembar untuk tahap pertama tahun ini dibangun satu unit berukuran 41 M x 29 M dan selanjutnya akan dibangun pada tahun 2023, bangunan ini menggambarkan sebuah kekuatan identitas dayak yang pmembumi dan seimbang” ucap Perdie.

Selanjutnya Bupati Murung Raya Perdie M. Yoseph menargetkan akan selesai pada tahun 2023 bertepatan Hari Jadi ke 21, dan “Lopo Betang Perdie M. Yoseph” akan diresmikan. Masih menurut Perdie, bahwa pembangunan Lopo Betang berada di jalur lalu lintas keluar masuk menuju Kota Puruk Cahu Kabupaten Murung Raya.

“Ketika orang masuk atau keluar secara tidak langsung tergambar dibenak pikiran suku dayak punya kebanggaan memiliki Rumah Betang atau Lopo Betang, dan jangan sampai nilai budaya kita sendiri sedikit demi sedikit akan kehilangan identitas”, pungkasnya.

Sementara itu, Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Hj. Adiah Chandra Sari menyebut bahwa pembangunan Lopo Betang PMY di Puruk Cahu memiliki nilai strategis dalam upaya pelestarian kebudayaan, khususnya pelestarian bangunan bersejarah dan memiliki nilai kearifan lokal yang tinggi.

“Membangun berarti melestarikan, Palsafah Huma Betang jangan sampai suatu saat hanya menjadi cerita, bahkan generasi penerus hanya bisa melihat dari literatur, sementara fisiknya sudah punah, karena kurangnya perhatian terhadap pelestarian” ungkap Diah.

Menurutnya, upaya pelestarian bangunan budaya harus terus dikembangkan, agar kelak generasi masa depan mengenal dan mencintai situs-situs budaya yang ada. “Pelestarian Bangunan Bercorak Kebudayaan Bentuk Manifestasi Kearifan Lokal “ pungkas Diah. ( ET )







+ Indexs Berita

Berita Utama

Write a Facebook Comment

Tuliskan Komentar anda dari account Facebook

View all comments

Write a comment